TPID Kabupaten Malang Mantapkan Sinergi Kendalikan Inflasi Jelang Nataru 2026

Reporter

Binti Nikmatur

10 - Dec - 2025, 07:58

Wakil Bupati Malang, Dra. Hj. Lathifah Shohib saat memimpin High Level Meeting bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Malang. (Foto: ist)

JATIMTIMES - Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Pemerintah Kabupaten Malang melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengadakan High Level Meeting pada Rabu (10/12). Pertemuan tersebut dipimpin Wakil Bupati Malang, Dra. Hj. Lathifah Shohib, serta dihadiri Forkopimda Kabupaten Malang, Perwakilan Bank Indonesia Malang, dan seluruh pemangku kepentingan TPID. Forum ini digelar sebagai langkah strategis untuk mengantisipasi potensi tekanan harga selama momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Dalam arahannya, Lathifah menjelaskan bahwa kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebesar 0,12 poin, dari 0,40 pada minggu ketiga November menjadi 0,52 pada minggu keempat November 2025. Selanjutnya pada minggu pertama di Bulan Desember telah terjadi lonjakan sebesar 1,78 poin menjadi 2,30. Beliau menyebut bahwa kondisi ini merupakan sinyal penting bahwa tekanan harga mulai menguat. 

Baca Juga : Penyusutan Aset dan KDP Macet Jadi Sorotan, Pengacara Tulungagung Ini Angkat Bicara

“Kenaikan IPH ini bukan sekadar angka statistik, tetapi juga sebagai refleksi meningkatnya kebutuhan masyarakat menjelang libur panjang. Karena itu, kita harus memastikan dua hal sekaligus, yakni pasokan (bahan kebutuhan pokok dan barang penting,Red) tetap terjaga, dan harga tetap berada dalam batas kewajaran,” ujar Nyai Lathifah, sapaan akrabnya.

Berdasarkan data yang ada, Lathifah menambahkan bahwa proyeksi neraca pangan 2025 di Kabupaten Malang menunjukkan kondisi yang relatif aman.

“Ketersediaan daging ayam, telur, bawang merah, cabai, beras, jagung, gula, dan minyak goreng seluruhnya berada pada zona aman. Ini modal penting kita memasuki Nataru,” tegasnya. 

Namun demikian, Lathifah mengingatkan bahwa kesiapan struktural tetap harus ditingkatkan. “Kita harus bekerja lebih cepat, lebih kompak, dan lebih presisi. Setiap potensi gejolak harga harus segera terdeteksi dan ditangani bersama. Saya ingin distribusi kita benar-benar lancar tanpa hambatan, terutama di jalur yang rawan longsor dan banjir,” tegasnya.

Lathifah juga menekankan pentingnya pengawasan dan komunikasi publik terhadap ketersediaan bahan pokok pangan. “Saya berharap Polres Malang, Kodim 0818/Malang-Batu, dan Kejaksaan Negeri Kabupaten Malang dapat memperkuat pengamanan distribusi dan mencegah penimbunan barang. Dan jangan lupa, publikasi harga harus harian, jelas, dan transparan agar masyarakat tidak terjebak isu yang tidak berdasar,” harapnya.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Dedy Prasetyo, memaparkan dinamika inflasi yang menunjukkan kecenderungan naik di akhir tahun. “Di akhir tahun inflasi Malang Raya kemungkinan berada di atas bulan-bulan sebelumnya,” beber Dedy. 

Data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang mencatat, terdapat tiga komoditas yang paling menonjol tekanannya. Di antaranya, yakni komoditas emas perhiasan yang disebabkan karena dinamika global, serta tomat dan cabai merah yang disebabkan oleh siklus produksi dan cuaca ekstrem.

Dedy menjelaskan bahwa perkembangan harga hingga 9 November 2025 juga menunjukkan tekanan dari komoditas cabai rawit, cabai merah, daging ayam ras, dan daging sapi. 

Di samping itu, hampir semua daerah di Malang Raya mengalami kenaikan pada komoditas bawang merah, telur ayam ras, beras, minyak goreng, hingga udang dan jeruk.

“Ini bukan fenomena lokal semata, tekanan harga komoditas hortikultura bersifat nasional dan terkait langsung dengan gangguan produksi akibat curah hujan tinggi,” katanya.

Secara garis besar, Dedy memaparkan bahwa Inflasi Kota Malang sebagai kota acuan terdekat bagi Kabupaten Malang tercatat sebesar 2,71% (yoy) dan 0,16% (mtm) pada November 2025. Kondisi ini relatif sejalan dengan inflasi Jawa Timur dan Nasional. 

Dedy menegaskan bahwa komoditas tomat, cabai merah, dan emas perhiasan merupakan pendorong utama inflasi saat ini. “Sementara beras, daging ayam ras, dan telur justru menahan laju inflasi karena pasokan terjaga dan distribusi relatif lancar,” tambahnya.

Di sisi lain, Bank Indonesia juga menyoroti pola historis menjelang Nataru bahwa komoditas telur ayam ras, bawang merah, tomat, cabai rawit serta angkutan udara selalu menjadi sumber tekanan inflasi. “Tahun ini ada tambahan risiko dari ketidakpastian global yang dapat mempengaruhi emas perhiasan,” jelasnya. 

Secara global, Bank Indonesia menilai bahwa inflasi tahun 2025 masih akan berada dalam rentang sasaran nasional, didukung cuaca yang relatif stabil, program GNPIP, serta harga energi global yang tidak terlalu bergejolak. Namun demikian, Dedy memberi peringatan agar kewaspadaan tetap tinggi. 

“Risiko kenaikan harga komoditas non-energi global, potensi penyesuaian tarif domestik, dan ekspektasi pasar harus terus diantisipasi. Dalam hal ini, strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif, Red) harus dijalankan lebih disiplin,” bebernya.

Dedy juga menambahkan perlunya antisipasi terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) 2025. “Program MBG berpotensi mendorong kenaikan permintaan pangan. Maka perencanaan pasokan tidak boleh biasa-biasa saja, harus lebih presisi,” ucapnya.

Dari sisi penegakan hukum, Kasubsi Intelijen Kejaksaan Negeri Kabupaten Malang, Faizal Aditya Wicaksana, S.H., menegaskan bahwa menjelang Nataru potensi tekanan inflasi harus dijaga dengan pendekatan intelijen yang kuat.

“Periode ini memang identik dengan lonjakan konsumsi dan mobilitas. Kami mengantisipasi potensi pelanggaran seperti penimbunan, manipulasi harga, hingga distribusi barang yang tidak wajar,” ujarnya. Faizal menambahkan bahwa Kejaksaan terus berupaya memperkuat koordinasi dengan seluruh instansi.

Di sisi lain, Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo Pambudi Soekarno, menyampaikan bahwa kondisi keamanan secara umum relatif baik. Bahkan angka kejahatan menurun dibanding 2023 dan 2024. “Namun bukan berarti kita boleh lengah,” ujarnya.

Baca Juga : Akhirnya Can This Love Be Translated Umumkan Jadwal Tayang Januari 2026

Danang mencontohkan bahwa sejak Agustus hingga November, kasus pencabulan dan perlindungan anak masih berada di angka 2–3 kasus. “Ini harus menjadi perhatian kita bersama. Keamanan keluarga adalah pondasi ketahanan sosial,” beber perwira dengan dua melati dipundak itu.

Dia juga menyoroti kerawanan menjelang Nataru, termasuk meningkatnya mobilitas masyarakat, kepadatan lalu lintas menuju lokasi wisata, dan potensi bencana hidrometeorologi. 

“Kami mengantisipasi kerawanan di tempat ibadah, daerah wisata, dan jalur distribusi bahan pokok. Semua potensi yang dapat mengganggu stabilitas harga dan stabilitas sosial harus diwaspadai,” jelasnya.

Selanjutnya, Kasdim 0818/Malang–Batu, Mayor Czi Supaat, menegaskan kesiapsiagaan Kodim dalam menghadapi musim hujan, potensi bencana, serta kerawanan ideologi. “Kita belajar dari bencana di Sumatera, dan karena itu apel kesiapsiagaan sudah kami lakukan di wilayah Pantai Tamban,” ujarnya. 

Ia menjelaskan, saat ini terdapat memiliki 427 gereja yang harus diamankan selama Nataru, serta kawasan pantai yang menjadi titik rawan kecelakaan wisata.

Terhadap aspek ekonomi daerah, Supaat menyebut bahwa Inflasi Kabupaten Malang masih di bawah nasional, artinya harga-harga masih terjangkau dan tidak ada gejolak signifikan. “Tapi kita punya pekerjaan rumah pada sektor perkebunan tebu, kita masih membutuhkan 15 ribu hektare,” ungkapnya.

Kodim juga mencermati dampak Program MBG di 122 titik, yang secara alami menyerap pasokan daging, telur, susu, hingga cabai, sehingga perlu ada pengaturan stok yang tepat. “Secara keseluruhan, kami siap mendukung penuh pengamanan distribusi dan pengawalan Natal dan Tahun Baru. Kolaborasi adalah kunci,” tandas Supaat.

Selain unsur Forkopimda, pada forum yang sama jajaran instansi vertikal juga memberikan laporan teknis. Kepala BPS Kabupaten Malang, Ernie Fatma Setyoharini, menyebut bahwa cabai rawit, beras premium, bawang merah, dan daging ayam ras menjadi penyumbang utama IPH sepanjang tahun. 

Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai rawit merah sangat signifikan akibat penurunan produksi karena cuaca ekstrem. “Kalau produksi terganggu, pasar akan langsung bereaksi. Karena itu menjaga pasokan komoditas volatile sangat penting menjelang Nataru,” ujarnya.

Selanjutnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Mahila Surya Dewi, memaparkan bahwa kebutuhan pangan tahunan di Kabupaten Malang mencapai 188 ribu ton beras, 1.416 ton cabai besar, 6.777 ton cabai rawit, 11.044 ton bawang merah, 7.623 ton bawang putih, 1.646 daging sapi, 17.054 daging ayam, 18.714 ton telur ayam, 19.879 ton gula pasir, dan 26.979 ton minyak goreng, dengan proyeksi kenaikan permintaan hingga 8,53% pada periode Nataru.

“Ketersediaan kita relatif aman, bahkan surplus untuk sebagian besar komoditas. Ketahanan stok kita berada pada 1,4 bulan ke depan. Namun penguatan cadangan pangan 8–10% tetap perlu dilakukan untuk komoditas musiman,” tegasnya.

Plt. Kepala Disperindag, Astri Lutfiatunisa, menyoroti kenaikan harga ayam potong, telur, cabai rawit, bawang merah, dan wortel. “Kami melakukan pengawasan distribusi Minyakita, pelaksanaan Pasar Murah 2025, sidak pasar, monitoring harga harian, serta koordinasi intensif dengan distributor. Pelaku usaha kami imbau tidak melakukan spekulasi. Masyarakat juga perlu berbelanja bijak dan menghindari panic buying,” bebernya.

Sementara itu, Operation Head PT Pertamina TBBM Malang melaporkan bahwa Kabupaten Malang saat ini menyalurkan sekitar 100 ribu tabung LPG per hari dari 2.945 pangkalan, dengan kenaikan permintaan 5% setiap tahun. “Ketersediaan LPG menjelang akhir tahun bahkan over supply 3,9%,” jelasnya. 

Untuk BBM, total distribusi mencapai 145 ton per hari melalui 55 SPBU, 1 SPBU nelayan, dan 50 Pertashop.

Di sisi lain, Perum BULOG melalui Kepala Perum Bulog Sub Divisi Regional Malang, M. Nurjuliansyah melaporkan bahwa stok beras di gudang beras Gadang dan Kebonagung saat ini mencapai 29.443 ton. Kondisi ini dinyatakan aman untuk mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat Malang Raya dan Pasuruan hingga enam bulan ke depan. 

“Realisasi penyaluran CBP sudah 6.868 ton, dan kami terus memperkuat suplai melalui program SPHP,” ujarnya.

High Level Meeting TPID Kabupaten Malang ditutup dengan penegasan bahwa stabilitas ekonomi dan stabilitas keamanan merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Dengan sinergi TPID, Forkopimda, Bank Indonesia, pelaku usaha, dan seluruh perangkat daerah, Pemerintah Kabupaten Malang optimistis dapat menjaga daya beli masyarakat dan memastikan perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 berlangsung dengan aman, lancar, dan penuh kesejahteraan.