Polresta Malang Kota dan Pemkot Malang Aktifkan Posko Tanggap Bencana di Dua Kecamatan Rawan Banjir
Reporter
Irsya Richa
Editor
Dede Nana
11 - Dec - 2025, 04:24
JATIMTIMES - Polresta Malang Kota bersama Pemkot Malang resmi mengaktifkan Posko Tanggap Bencana di dua kecamatan rawan banjir, yakni Kecamatan Lowokwaru dan Blimbing, Kamis (11/12/2025). Langkah ini menjadi upaya cepat dalam memperkuat mitigasi bencana menyusul sejumlah bencana banjir yang terjadi dalam musim hujan ekstrem ini.
Aktifasi posko ini langsung ditinjau Kapolresta Malang Kota; Kombes Pol Nanang Haryono bersama Wali Kota Malang; Wahyu Hidayat di posko tanggap bencana di Jalan letjen S. Parman, Kecamatan Blimbing. Sejumlah fasilitas pun disiagakan pada dua posko tersebut.
Baca Juga : Aplikasi PUSDA ASIIK Bakal Didukung Citra Satelit, Update Data SDA Gunakan Drone
Ada perahu karet, pompa penyedot air, alat pemotong, baju pelampung, ban pelampung, kendaraan dan masih banyak perlengkapan lainnya yang disiagakan di Posko Tanggap Bencana. Petugas pun disiagakan dalam kurun waktu 24 jam di posko.
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, mengatakan bahwa pendirian posko ini bertujuan untuk mendekatkan kesiapsiagaan ke wilayah yang memiliki risiko paling tinggi. Seluruh unsur mulai dari Polresta Malang Kota, Kodim, BPBD, PMI, hingga para relawan ditempatkan dalam sistem kerja shift dan disiagakan selama 24 jam penuh.
“Kami mulai mendekat ke titik-titik rawan yang harus siaga 24 jam. Tadi juga sudah dijelaskan baik dari Polresta, BPBD dengan segala sarana prasarana pendukungnya sudah disiapkan di posko,” ujar Wahyu.
Ia menambahkan bahwa kejadian banjir sebelumnya tidak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi, tetapi juga hambatan saluran akibat sampah dan sedimentasi. Setelah dilakukan kerja bakti massal bersama seluruh RT, Pemkot kini memprioritaskan respons cepat melalui posko yang lebih dekat dengan titik rawan.
Wahyu juga menegaskan bahwa meski hanya dua kecamatan yang termasuk paling rawan, tiga kecamatan lainnya tetap siap diaktifkan posko bencananya apabila situasi mengharuskan.
Salah satu yang sedang diprioritaskan adalah Kecamatan Kedungkandang, wilayah yang memiliki risiko tinggi akibat aliran Sungai Amprong yang menerima limpasan air dari kawasan timur. Berbeda dengan Blimbing dan Lowokwaru yang ancamannya datang dari barat, Kedungkandang bisa terdampak meski hujan terjadi di daerah hulu bagian timur.
“Amprong ini kalau di atas hujan deras, sekalipun di Kota Malang tidak hujan, otomatis kita kena dampaknya. Bosem sudah kita bangun, tapi kalau intensitas tinggi, kapasitasnya bisa terlampaui,” jelas Wahyu.
Tahun sebelumnya, ketinggian air di Kali Amprong sempat mencapai level mengkhawatirkan, dan Pemkot telah berkoordinasi dengan balai terkait penanganan sungai. Karena itu, percepatan pembangunan Posko Bencana di Kedungkandang menjadi salah satu fokus utama berikutnya.
Meski demikian, Wahyu menegaskan bahwa Kota Malang belum menetapkan status tanggap darurat. Menurutnya, kejadian sebelumnya sudah dapat ditangani dengan cepat melalui kerja bakti dan respons lapangan, sehingga penetapan status darurat belum diperlukan.
Baca Juga : Disnaker Kota Malang Salurkan Bantuan Iuran Jaminan Ketenagakerjaan bagi Pekerja Rentan
“Status tanggap darurat bencana belum perlu. Yang penting saat ini adalah kesiapsiagaan dan langkah antisipasi agar kejadian serupa bisa ditangani lebih cepat,” tegas mantan Sekda Pemkab Malang ini.
Dengan hadirnya posko di dua kecamatan rawan, Pemkot Malang berharap penanganan bencana dapat dilakukan lebih sigap, terarah, dan mampu meminimalkan dampak kepada masyarakat.

Sementara itu Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono menambahkan petugas yang siapa dalam 24 jam terbagi dalam tiga kali pergantian. Setiap pergantiannya terdapat tiga personel.
“Petugas yang berjaga kami bagi menjadi tiga shift. Untuk setiap shift-nya selama 8 jam ada delapan personel,” terang Kombes Nanang.
Seluruh personel yang ditempatkan di Posko Tanggap Bencana, merupakan anggota yang memiliki latar belakang satuan Brimob. Kehadiran personel Brimob di posko tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesiapsiagaan, terutama dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang kerap terjadi di wilayah Kota Malang pada musim penghujan.
“Jadi, mereka yang bertugas di posko bencana ini memiliki kemampuan lebih dalam penyelamatan hingga operasi search and rescue,” tutup Nanang.
