Wali Kota Malang Ajak Pemuda Perkuat Integritas di Peringatan Hakordia 2025

Reporter

Riski Wijaya

Editor

A Yahya

12 - Dec - 2025, 01:57

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat memberikan arahan dalam serangkaian peringatan Hakordia Tahun 2025.(Foto: Nurlayla Ratri/MalangTIMES).

JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggelar rangkaian kegiatan peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2025 sebagai bentuk komitmen memperkuat integritas dan mencegah praktik korupsi. Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, mengatakan rangkaian kegiatan sudah berlangsung sejak tiga hari lalu dan mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat, terutama generasi muda.

Menurut Wahyu, sejumlah lomba seperti video kreatif dan poster anti-korupsi diikuti banyak peserta dengan karya yang variatif. Ia pun berharap agar hal tersebut dapat dimaknai sebagai tindakan nyata untuk memerangi korupsi.

Baca Juga : Gebyar Pajak 2025: Mas Ibin Apresiasi Warga yang Tertib, Pembangunan Kota Blitar Melesat

“Kami berharap program anti korupsi ini bisa membumi dan dirasakan terutama oleh anak-anak muda. Sesuai dengan tema Hari Anti Korupsi Dunia tahun 2025, pendidikan integritas untuk generasi muda sangat penting,” ujarnya.

Wahyu menjelaskan bahwa pendidikan anti-korupsi sudah diterapkan di berbagai jenjang sekolah di Kota Malang, mulai SD hingga SMP. Setiap sekolah menerapkan pendekatan berbeda, mulai dari permainan, metode non-formal, hingga penggunaan aplikasi edukatif.

“Tujuannya agar anak-anak lebih senang belajar dan tahu apa sebenarnya makna anti korupsi,” katanya.

Dalam momentum Hakordia 2025 dengan tema “Satukan Aksi, Maksimalkan Peran, Berantas Korupsi”, Wahyu menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh elemen masyarakat. Ia menyebut pemberantasan korupsi bukan hanya tugas aparat penegak hukum, tetapi tanggung jawab kolektif bangsa.

“Semangat kebersamaan ini harus kita wujudkan dengan memperkuat kerja sama semua pihak,” tegasnya.

Wahyu juga menyampaikan lima pesan penting untuk memperkuat gerakan anti-korupsi di Kota Malang. Pertama, menjaga komitmen anti-korupsi dalam setiap langkah, mulai perencanaan hingga pelaksanaan program publik.

Kedua, memperkuat pengawasan dan kepatuhan terhadap aturan agar tidak ada celah penyimpangan. Ketiga, menghindari gratifikasi, suap, pungutan liar, dan berbagai bentuk kepentingan yang melanggar aturan.

Pesan keempat, mengoptimalkan layanan digital demi menciptakan proses kerja yang transparan dan akuntabel. Kelima, membangun budaya integritas di lingkungan kerja agar kejujuran menjadi karakter, bukan hanya slogan.

"Dengan upaya itu, saya yakin kita mampu mendorong tindakan nyata dalam memerangi korupsi dan menciptakan lingkungan yang bersih serta berintegritas,” ucapnya.

Baca Juga : Brilink BRI Situbondo Jadi Solusi Transaksi Santri Tanpa Harus Keluar Pesantren

Wahyu menegaskan bahwa Hakordia harus menjadi pengingat bahwa keberhasilan pembangunan bergantung pada keberanian untuk menjaga integritas. Ia menegaskan tidak ada toleransi bagi praktik korupsi dalam bentuk apa pun di Kota Malang.

"Kita ingin membangun Kota Malang yang maju, bersih, dan dipercaya publik. Itu harus dimulai dari aparatur pemerintah,” katanya.

Rangkaian Hakordia juga diawali dialog interaktif yang menghadirkan 75 pemuda dengan narasumber kompeten. Wahyu menyebut kegiatan itu sangat positif karena mampu melibatkan generasi muda dengan cara yang lebih santai dan tidak formal.

"Mereka diberi pemahaman tentang apa itu korupsi, bentuk penyimpangannya, dan bagaimana dampaknya. Suasananya cair dan penuh keakraban,” ujarnya.

Selain dialog, kegiatan Hakordia juga diisi senam anti-korupsi yang turut diikuti Wali Kota. Wahyu berharap kegiatan seperti ini bisa terus dikembangkan oleh Inspektorat untuk melibatkan lebih banyak masyarakat.

"Ini langkah baik, bukan hanya sekadar seremoni, tapi menggerakkan partisipasi publik,” katanya.