JATIMTIMES - Kota Malang kembali menunjukkan geliat seni rupa yang semakin progresif melalui event Mini Art Malang 2025. Yakni sebuah pameran seni yang digagas oleh Studio Dinding Luar, komunitas yang berfokus pada pengembangan seni rupa di Jawa Timur.
Direktur Studio Dinding Luar, Dadang Rukmana, menjelaskan bahwa gelaran ini lahir dari aktivitas komunitas. Bahkan event ini semula digagas hanya sebatas diskusi mingguan bertajuk Rabuan, sebuah forum baca buku seni rupa yang digelar setiap Rabu terakhir tiap bulan.
Baca Juga : Film Dokumenter BTS Bring The Soul: The Movie Segera Tayang di Netflix
“Mini Art Malang ini untuk kalian kenang di tahun 2025. Ini adalah produk dari Studio Dinding Luar yang konsen terhadap dunia seni rupa,” ujar Dadang saat pembukaan pameran di MCC.
Event ini hadir dengan konsep unik, melibatkan empat ruang presentasi yang masing-masing menampilkan sisi berbeda dari dunia seni rupa, mulai dari karya siswa, perupa muda, hingga seniman senior Jawa Timur.

4 ruang presentasi itu disebut Dadang sebagai satu visi untuk menyatukan generasi perupa. Mulai dari ruang utama di lantai 3 yang menampilkan karya lintas generasi dari pelajar hingga perupa undangan dari berbagai kota di Indonesia.
Kemudian disediakan area khusus yang didedikasikan bagi para perupa senior Jawa Timur, yang telah berdedikasi puluhan tahun di dunia seni rupa.
Selanjutnya ada ruang transisi, dimana ruang tersebut menjembatani perupa muda untuk naik kelas dan mendapatkan eksposur setara dengan para seniman mapan.
Dari pameran Mini Art itu, Dadang mengaku akan mengkurasi kembali karya yang akan dibawa ke panggung nasional di Jakarta sebagai representasi karya unggulan dari Mini Art Malang.

“Kami ingin memberi kesempatan kepada perupa muda untuk naik jenjang. Mini Art bukan sekadar pameran, tapi edukasi, referensi, dan panggung transisi menuju nasional,” imbuh Dadang.
Baca Juga : Jangan Terlambat! Pencairan Dana BSU Rp 600 Ribu di Kantor Pos hanya Sampai 3 Agustus 2025
Meski Malang dikenal memiliki komunitas seni yang solid, Dadang mengakui jumlah kolektor di kota ini masih terbatas. Oleh karena itu, salah satu upaya keberlanjutan dari Mini Art Malang adalah mengkurasi ulang karya-karya unggulan dan membawanya ke Jakarta agar mendapat jangkauan pasar lebih luas dan peluang transaksi lebih tinggi.
Mini Art Malang 2025 bukan sekadar ruang apresiasi, tapi juga menjadi momentum untuk menguatkan jaringan antarperupa dari berbagai generasi dan kota di Indonesia. Pameran ini dirancang sebagai platform yang menjembatani antara edukasi, promosi, dan pasar seni.
“Saya sangat berharap event ini bisa menjadi ruang referensi dan transaksi seni yang mempertemukan pelaku seni rupa dengan publik dan kolektor,” tutup Dadang.