Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Peristiwa

Peringati Hari Santri, Mas Ibin: Jangan Lupa, Kemerdekaan Indonesia Diperjuangkan Ulama dan Santri

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

22 - Oct - 2025, 20:29

Placeholder
Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin memimpin upacara dan menyampaikan amanat pada peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Alun-Alun Blitar, Rabu (22/10/2025). Dalam amanatnya, ia menegaskan pentingnya peran santri dalam menjaga semangat perjuangan dan membangun bangsa. (Foto: Ist)

JATIMTIMES — Langit pagi di Alun-Alun Blitar, Rabu 22 Oktober 2025, masih diselimuti kabut tipis ketika suara komando upacara menggema. Di hadapan ratusan santri, pelajar, dan aparatur sipil negara, Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin, yang akrab disapa Mas Ibin, berdiri tegak memimpin upacara peringatan Hari Santri Nasional 2025. Dengan nada tegas namun sarat haru, ia mengingatkan kembali makna mendalam di balik tanggal 22 Oktober, hari yang tidak sekadar menjadi seremoni, tetapi penanda sejarah panjang perjuangan kaum santri dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

“Jangan lupa, kemerdekaan ini diperjuangkan santri,” ujar Mas Ibin dalam amanatnya. Ia menegaskan, lahirnya Hari Santri berakar langsung dari peristiwa besar Oktober 1945, saat bangsa ini kembali menghadapi ancaman penjajahan dari Sekutu yang mendarat di Surabaya.

Baca Juga : Kementerian Perumahan Dorong Kota Malang Jadi Motor Program Perumahan Rakyat, Kredit hingga Rp 500 Juta

Menurutnya, kala itu pesantren-pesantren di Jawa Timur menjadi pusat perlawanan rakyat. Para kiai Nahdlatul Ulama memimpin fatwa jihad, menyerukan kepada umat Islam dalam radius 80 kilometer dari Surabaya untuk angkat senjata membela tanah air. Seruan itu dikenal sebagai Resolusi Jihad, yang kemudian meletup menjadi semangat dahsyat dalam pertempuran 10 November 1945.

“Waktu itu, perlawanan di Surabaya tidak hanya digerakkan oleh tentara, tetapi juga oleh para santri dan masyarakat pesantren. Mereka berangkat dengan keyakinan, bahwa mempertahankan negara adalah jihad fi sabilillah,” kata Mas Ibin menegaskan.

Ia menuturkan, keyakinan spiritual itulah yang menjadi “amunisi moral” terbesar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Para santri, muslimin, dan muslimat berangkat tanpa gentar, karena mereka percaya mati di medan perang berarti mati syahid. “Semangat jihad ini adalah fondasi pertahanan bangsa yang sesungguhnya,” tambahnya. “Dan itu tidak tergantikan.”

Menghidupkan Kembali Api Resolusi Jihad

Hari Santri Nasional yang setiap tahun diperingati pada 22 Oktober sesungguhnya merupakan hasil perjuangan panjang untuk mengembalikan peran santri dalam sejarah nasional. Penetapan ini resmi dilakukan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015, yang ditandatangani Presiden Joko Widodo di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Tanggal itu bukan sembarang angka. Ia merujuk pada fatwa bersejarah KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, yang menyerukan jihad melawan pasukan Sekutu yang datang bersama Belanda untuk kembali menjajah Indonesia pasca-Proklamasi. Resolusi Jihad itu disepakati dalam rapat besar Pengurus Besar NU di Bubutan, Surabaya, pada 21–22 Oktober 1945.

Dalam teks resolusinya disebutkan, mempertahankan kemerdekaan Indonesia termasuk kewajiban agama bagi setiap Muslim. Maka, ketika peluru pertama ditembakkan di Surabaya, tak hanya tentara yang maju, tetapi juga ribuan santri dan rakyat kecil yang menjadikan jihad sebagai panggilan iman. 

Pesan Moral dari Kota Blitar

Bagi Mas Ibin, peringatan Hari Santri bukan hanya mengenang masa lalu, tetapi juga menegaskan kembali bahwa santri adalah bagian penting dari pertahanan moral bangsa. Ia menyesalkan bila hari ini sebagian masyarakat mulai melupakan jasa besar para ulama dan santri dalam perjuangan kemerdekaan.

“Sangat disayangkan jika ada yang menghina pesantren atau merendahkan kiai,” ucapnya dengan suara lantang yang disambut tepuk tangan para peserta upacara. Ia lalu melanjutkan, bahwa dulu, ketika negara ini terancam, yang maju paling depan adalah santri. “Kalau kelak bangsa ini kembali diuji, saya yakin, yang pertama berdiri di garda depan tetap para santri, muslimin, dan muslimat yang memahami bahwa membela negara adalah jihad fi sabilillah,” tegasnya.

Menurutnya, semangat jihad tidak harus dimaknai dalam konteks peperangan fisik, tetapi dapat diwujudkan melalui upaya membangun bangsa dengan jalur pendidikan, ekonomi, dan sosial. Dalam konteks inilah, Pemerintah Kota Blitar memadukan nilai spiritual dengan semangat pembangunan dalam peringatan Hari Santri tahun ini.

Baca Juga : Peringati Hari Santri Nasional, Rumah Sedekah Bantu Warga Kursi Roda

“Pemerintah tidak hanya mengenang, tetapi juga melanjutkan nilai perjuangan itu dalam bentuk kegiatan ekonomi dan edukasi,” ujar Mas Ibin. Ia menyebut sejumlah agenda seperti Ngaji Kebangsaan bersama para Gus muda Jawa Timur, di antaranya Gus Kautsar dari Ploso, Gus Reza dari Lirboyo, dan Gus Salam dari Denanyar Jombang, yang akan digelar di Alun-Alun Blitar pada 25 November mendatang.

Selain itu, Pemkot Blitar juga menyiapkan rangkaian kegiatan seperti lomba Banjari, festival musik santri bernuansa Timur Tengah, dan pameran UMKM santripreneur. “Kami ingin Hari Santri tidak hanya menjadi ritual tahunan, tetapi momentum menggerakkan ekonomi dan kreativitas masyarakat,” kata Mas Ibin.

Lebih lanjut, Mas Ibin mengajak masyarakat Blitar untuk menjadikan momentum Hari Santri sebagai pengingat bahwa kemerdekaan Indonesia tidak lahir dari ruang hampa, melainkan dari darah, air mata, dan doa para kiai serta santri di pesantren.

“Kita boleh modern, boleh digital, boleh global. Namun, jangan pernah lupa, negeri ini berdiri karena doa dan perjuangan santri. Maka siapa pun kita hari ini, sejatinya sedang meneruskan jihad para santri,” tandasnya.

Peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Kota Blitar tidak hanya menegaskan makna sejarah Resolusi Jihad, tetapi juga memperlihatkan bagaimana nilai-nilai perjuangan dapat diaktualisasikan dalam pembangunan manusia serta penguatan ekonomi kerakyatan. Di bawah kepemimpinan Mas Ibin, semangat jihad fi sabilillah diwujudkan sebagai jihad membangun demi terwujudnya Blitar yang religius, mandiri, dan berdaya.

 


Topik

Peristiwa syauqul muhibbin hari santri naisonal resolusi jihad alun-alun blitar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Pacitan Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

A Yahya