JATIMTIMES - Dalam perjalanan panjang menuju suatu tempat, rombongan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah mengalami kejadian yang di luar dugaan, mereka semua tertidur hingga melewatkan waktu salat Subuh. Kisah ini bukan sekadar cerita sejarah, tetapi juga menjadi penjelasan syariat yang penuh hikmah bagi umat Islam yang pernah tertidur dan tak sempat menunaikan salat tepat waktu.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, saat itu Rasulullah dan para sahabat tengah dalam perjalanan. Karena kelelahan, sebagian dari mereka mengusulkan untuk berhenti dan beristirahat sejenak. Rasulullah mengingatkan dengan lembut, “Aku khawatir kalian akan tertidur dan tidak sempat menunaikan salat.” Namun Bilal, dengan keyakinan, berjanji akan berjaga dan membangunkan semuanya tepat waktu.
Baca Juga : Ride for Palestine 2025 Bawa Pesan Kemanusiaan dari Surabaya ke Kementerian Luar Negeri di Jakarta
Takdir berkata lain. Bilal pun tertidur, dan matahari telah meninggi ketika Rasulullah terbangun. Dengan penuh kasih, beliau menegur Bilal, “Wahai Bilal, di mana janjimu itu?” Bilal menjawab jujur, “Wahai Rasulullah, aku belum pernah merasakan tidur selelap ini sebelumnya.” Rasulullah kemudian bersabda, “Sesungguhnya Allah menahan ruh kalian saat Dia kehendaki, dan mengembalikannya saat Dia kehendaki.”
Setelah itu, beliau meminta Bilal mengumandangkan azan. Rasulullah dan para sahabat lalu berwudhu dan melaksanakan salat berjamaah di bawah sinar matahari pagi yang telah memutih. Salat itu dikenal sebagai salat qadha, salat pengganti yang dilakukan setelah waktu salat aslinya berlalu. Dari peristiwa itu, para ulama menyimpulkan: siapa pun yang tertidur hingga terlewat waktu salat, tidaklah berdosa. Namun begitu terjaga, ia wajib segera menunaikan salat yang tertinggal.
Penjelasan ini ditegaskan pula oleh ulama kharismatik M. Quraish Shihab dalam bukunya “M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui.” Ia menjelaskan, kisah tersebut menjadi dalil sahih bahwa tidur adalah kondisi di mana manusia tidak memikul tanggung jawab atas amalnya, karena ruhnya berada dalam genggaman Allah. Begitu ruh dikembalikan, yakni ketika seseorang terbangun, ia pun kembali memiliki tanggung jawab spiritualnya.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa tertidur sehingga tidak melaksanakan salat, atau lupa melaksanakannya, hendaklah ia menunaikannya ketika ia teringat. Tidak ada kafarat atasnya kecuali menunaikan salat itu sendiri.”
Baca Juga : Siap Berubah? Ramalan Zodiak 9 November 2025 Ungkap Arah Baru Setiap Bintang
Firman Allah pun memperkuat pesan itu: “Dirikanlah salat untuk mengingat-Ku.” (QS Thaha: 14)
Kisah sederhana itu memantulkan cahaya pengingat: bahwa Allah bukan Tuhan yang menghukum tanpa alasan, melainkan Tuhan yang Maha Mengerti kondisi hamba-Nya. Tidur mungkin menunda ibadah, tetapi kesadaran setelah terjaga adalah kesempatan untuk menebus dan mendekat lagi pada-Nya. Seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW, bahwa bahkan ketika lalai tanpa sengaja, pintu rahmat Allah tetap terbuka lebar bagi mereka yang segera kembali.
