JATIMTIMES - Hujan meteor Leonid kembali aktif di pertengahan November dan segera mencapai puncaknya dalam beberapa hari ke depan. Fenomena kosmik ini menjadi salah satu momen yang paling dinantikan para pengamat langit karena dapat disaksikan tanpa alat khusus asal mengetahui waktu dan kondisi terbaik untuk melihatnya. Pengamat di Indonesia pun berpeluang menikmati lintasan cahaya cepat ini jika cuaca mendukung.
Kapan Puncak Hujan Meteor Leonid 2025?
Menurut In the Sky, hujan meteor Leonid berlangsung setiap tahun mulai awal November hingga awal Desember. Untuk tahun 2025, puncak aktivitasnya diperkirakan terjadi pada malam 17 menuju 18 November 2025.
Baca Juga : 15 Siswa SMP di Surabaya Positif Narkoba, Blegur Prijanggono Dorong Peran Aktif Orang Tua
Puncak resmi terjadi pada 18 November dini hari waktu universal (UTC), yang jika dikonversi menghadirkan waktu ideal bagi pengamat di Indonesia:
• Puncak pengamatan Indonesia (WIB): sekitar pukul 01.00–02.00 WIB
• Waktu terbaik: 01.00–04.00 WIB, karena titik radian di rasi Leo sedang berada tinggi sehingga meteor lebih mudah terlihat.
Pengamat di zona WITA dan WIT dapat menyesuaikan dengan selisih waktu masing-masing. Mulailah bersiap sejak lewat tengah malam, kemudian lanjutkan hingga menjelang fajar.
Asal-Usul dan Ciri Hujan Meteor Leonid
Menurut NASA, hujan meteor Leonid berasal dari sisa debu komet 55P/Tempel-Tuttle yang melintasi orbit Bumi setiap sekitar 33 tahun. Saat Bumi melewati jejak partikel komet tersebut, serpihan kecilnya masuk atmosfer dan terbakar, menghasilkan cahaya yang terlihat sebagai meteor.
Beberapa ciri khas Leonid:
- Meteor sangat cepat, mencapai kecepatan sekitar 71 km per detik, menjadikannya salah satu yang tercepat di antara hujan meteor lainnya.
- Titik radian berada di rasi Leo, namun meteor bisa muncul dari arah mana pun di langit.
- Pada tahun-tahun tertentu, Leonid bisa menghasilkan meteor storm, meski fenomena ekstrem ini tidak terjadi setiap tahun.
Cara Mengamati Hujan Meteor Leonid Tanpa Alat Khusus
Berikut panduan sederhana agar pengalaman menyaksikan hujan meteor lebih maksimal:
1. Cari Lokasi Gelap
Pilih tempat jauh dari polusi cahaya—seperti lapangan terbuka, pantai, atau area pedesaan. Lampu kota akan membuat meteor redup sulit terlihat.
2. Mulai Mengamati Setelah Tengah Malam
Baca Juga : Pemkab Blitar Salurkan BLT DBHCHT untuk Buruh Rokok dan Tani Tembakau
Waktu terbaik bagi pengamat di Indonesia adalah 01.00–04.00 WIB, sesuai prediksi puncak aktivitas Leonid.
3. Biarkan Mata Beradaptasi
Agar penglihatan lebih sensitif terhadap cahaya redup, biarkan mata menyesuaikan selama 20–30 menit dalam keadaan gelap.
4. Tidak Perlu Teleskop atau Binokular
Meteor bergerak cepat dan melintasi area langit yang luas. Mengamatinya lebih efektif dengan mata telanjang.
5. Perhatikan Cuaca
Pastikan langit cerah tanpa awan. Semakin luas pandangan langit, semakin besar peluang melihat meteor.
Hujan meteor Leonid menjadi salah satu agenda astronomi paling menarik setiap November. Dengan mengetahui waktu puncak dan memilih lokasi yang tepat, pengamat langit di Indonesia memiliki peluang besar menyaksikan puluhan lintasan meteor yang melesat cepat. Jika cuaca mendukung, fenomena ini dapat dinikmati tanpa bantuan alat khusus, menjadikannya hiburan alami yang memukau.
