JATIMTIMES - Kota Batu kembali bersiap menghadapi lonjakan arus kendaraan seiring meningkatnya kunjungan wisatawan pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Satuan Lalu Lintas Polres Batu telah memetakan sejumlah titik krusial yang berpotensi mengalami kepadatan, sebagai langkah antisipasi agar arus lalu lintas tetap terkendali.
Hal tersebut diungkapkan Kasat Lantas Polres Batu AKP Kevin Ibrahim. Ia mengatakan, peningkatan volume kendaraan selama periode Nataru diperkirakan mencapai sekitar 20 persen. Karena itu, pemetaan dilakukan untuk memudahkan petugas dalam mengambil langkah cepat dan tepat di lapangan.
Baca Juga : Batu Futsal League 2025 Resmi Bergulir, Wali Kota Dorong Lahirnya Atlet Berkarakter
“Di hari biasa saat weekend saja arus sudah padat. Saat Nataru tentu bebannya jauh lebih besar. Pemetaan ini kami jadikan acuan untuk penempatan personel dan langkah pengendalian,” kata Kevin, Sabtu (13/12/2025).
Dari hasil analisis, terdapat tujuh titik krusial yang berpotensi mengalami perlambatan hingga kemacetan. Diantaranya Jalan Trunojoyo atau Exit Songgoriti. Kawasan ini kerap tersendat akibat pelanggaran rambu lalu lintas di simpang tiga, khususnya pengendara yang nekat melintas di jalur terlarang.
Titik rawan berikutnya berada di Jalan Bukit Berbunga atau Simpang Tiga Bendo. Jalur ini menjadi simpul pertemuan arus wisatawan yang kembali dari berbagai destinasi unggulan di Kecamatan Bumiaji, seperti Selecta, Coban Talun, hingga kawasan Cangar, sehingga sering terjadi penumpukan kendaraan.
Kemacetan juga berpotensi muncul di sepanjang Jalan Diponegoro. Deretan pusat oleh-oleh dan rumah makan yang minim fasilitas parkir menyebabkan kendaraan pengunjung berhenti di bahu jalan, mempersempit ruang gerak lalu lintas.
Selain itu, Simpang Empat Arhanud turut masuk dalam daftar pengawasan karena ketidakseimbangan volume kendaraan dari arah Karangploso menuju Kota Batu. Jalur alternatif yang tersedia dinilai belum cukup efektif menampung lonjakan arus.
Alun-alun Kota Batu pun tak luput dari sorotan. Kawasan ini menjadi magnet wisata kuliner dan titik transit wisatawan, sehingga kepadatan terjadi hampir sepanjang hari.
Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di Simpang Tiga Suhat, yang merupakan pertemuan arus kendaraan keluar dan masuk Kota Batu.
Baca Juga : Perkuat Roadmap dan Jejaring Kesehatan, FKIK UIN Malang Mantapkan Arah Pengembangan Institusi
Titik terakhir berada di kawasan wisata Santerra De Laponte. Antrean kendaraan pengunjung yang hendak masuk lokasi wisata sering kali meluber ke jalan utama dan memicu kemacetan, terutama pada jam-jam ramai.
Menurutnya Satlantas Polres Batu tidak hanya mengandalkan pemetaan tersebut, namun juga menyiagakan personel tambahan di setiap titik rawan. Sejumlah skema pengendalian telah disiapkan, mulai dari pengalihan arus kendaraan, penertiban parkir di badan jalan, hingga pemasangan rambu-rambu portabel untuk mengarahkan pengendara.
Seluruh langkah tersebut akan diterapkan secara fleksibel sesuai kebutuhan demi menjaga kelancaran arus selama puncak libur Nataru. Pihaknya juga menekankan peran penting kedisiplinan pengguna jalan dalam mengurai kemacetan.
“Kelancaran lalu lintas tidak hanya bergantung pada petugas, tetapi juga kesadaran pengguna jalan. Dengan tertib berlalu lintas, potensi kemacetan bisa ditekan,” tutup Kevin.
