JATIMTIMES - PT Gudang Garam Tbk (GGRM), salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia, tengah diterpa isu pemutusan hubungan kerja (PHK) masal. Kabar ini muncul di tengah merosotnya permintaan rokok yang berdampak langsung pada penurunan kinerja keuangan perusahaan.
Kondisi tersebut bukan hanya memengaruhi operasional pabrik, tetapi juga ikut mengguncang stabilitas finansial pemiliknya, Susilo Wonowidjojo.
Baca Juga : Gerakan Pangan Murah Dipastikan Tak Ganggu Daya Beli Masyarakat di Pasar Tradisional
Harta kekayaan presiden direktur PT Gudang Garam Tbk itu tercatat terus menyusut dalam beberapa tahun terakhir. Forbes mencatat, dalam enam tahun terakhir, Susilo sudah kehilangan sekitar Rp103,41 triliun seiring menurunnya performa keuangan Gudang Garam dan tergerusnya harga saham perusahaan di bursa.
Menurut data Forbes 2024, total kekayaan keluarga Susilo tercatat hanya sekitar US$2,9 miliar atau setara Rp47,4 triliun (kurs Rp16.345/US$1). Angka ini jauh menurun dibandingkan tahun 2018, ketika kekayaannya mencapai US$9,2 miliar.
Artinya, dalam kurun waktu enam tahun terakhir, Susilo kehilangan sekitar US$6,3 miliar atau 68,5% dari total kekayaannya. Penurunan ini tidak bisa dilepaskan dari performa keuangan Gudang Garam yang terus melemah sejak 2019.
Susilo Wonowidjojo sendiri memegang 1.709.685 lembar saham GGRM, setara 0,09% dari total kepemilikan. Meski porsinya kecil, perannya tetap penting sebagai presiden direktur Gudang Garam.
Baca Juga : Kalender Jawa Minggu Pahing, 7 September 2025: Watak Weton, Rezeki, Jodoh, dan Hari Baik
Pada periode 2014–2018, kekayaan Susilo sempat melonjak seiring kinerja moncer Gudang Garam. Namun tren berbalik sejak 2019, ketika penjualan mulai tertekan oleh maraknya peredaran rokok ilegal dan penurunan daya beli.